Sejarah Singkat Pondok Pesantren Sirajul Huda Paok Dandak
Yayasan Sirajul Huda Paok Dandak berdiri pada 17 September 1972. Ide awal berdirinya datang dari Tuan Guru Haji Fadhil Thahir (alm.) yang juga merupakan pendiri Pondok Pesantren Attahiriyah Alfadhiliyah Bodak. Dengan visi membangun pendidikan berbasis kerakyatan. Beliau saat itu meminta Amaq Amrah Bin Amaq Rumasih ayah dari H. Mohammad Jamiluddin (Pimpinan saat ini) untuk menghibbahkan tanahnya untuk didirikan sebuah madrasah. Amaq Amrah menyetujuinya dengan senang hati hingga akhirnya berdiri yayasan yang kemudian diberi label Sirajul-huda dengan sokongan dana dari masyarakat dan TGH. Fadil Tohir sendiri.
Sirajul-huda artinya secara ethimologis adalah Sinar atau Obor petunjuk. Secara filosofis nama ini sangat bermakna ketika diawal pendiriannya disekitar pesantren ini terdapat paradigma negatif masyarakat tentang pendidikan. Paradigma negatif ini cukup membuat masyarakat alergi terhadap pendidikan sehingga jangankan mensekolahkan anak, untuk mendengarkan ceramah Tuan Guru saja mereka sangat jarang. Sehingga mereka kemudian disebut oleh para tetua desa yang peduli pendidikan dengan sebutan orang-orang yang belum mendapat hidayah.
Sesuai namanya keberadaan pesantren ini betul-betul memberi hidayah, setelah berjalan sekitar enam bulan awal, orang tua banyak yang berubah fikir dari paradigma pemikiran negatif mereka tentang pendidikan sedikit demi sedikit terkikis. Akhirnya mereka seakan sepakat untuk memeriahkan pondok pesantren ini.
Ditahun 1972 ketika Muhammad Jamiluddin selesai melaksakan tugas mondoknya di Pesantren Bodak. Pesantren ini terlihat lebih semarak, mulai orang-orang berdatangan menyerahkan anak-anaknya mengaji kepada Jamiluddin muda. Hingga ditahun itu juga Muhhammad Jamiluddin mulai mengadakan pengembangan-pengembangan.
Beberapa program pendidikan mulai dibuka seperti Taman Pendidikan Al-Qur’an, kuliah subuh, dan pengajian kitab kuning bagi beberapa santri yang terhitung senior. Kemudian ditahun selanjutnya lambat laun karena tuntutan masyarakat maka didirikanlah Madrasa Ibtida’iyah. Pada tahun 1989 baru kemudian dibuka lagi program pendidikan baru yakni Madrasah Tsanawiyah. Madrasah ini mampu menampung anak-anak yang telah lulus di Madrasah Ibtida’iyah dan anak-anak yang pernah sekolah tapi tidak mempu melanjutkan pendidikannya lebih tinggi.